Tour the lava Merapi di Yogyakarta adalah tour yang menarik apalagi dilakukan berombongan sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Ambissi IPB. Melalui tour ini kami dapat menelusuri jejak letusan Gunung Merapi yang meletus dengan hebohnya pada tahun 2010. Tour ini secara profesional dikemas dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah Kabupaten Sleman. Bagi yang ingin mengikuti tour ini pengunjung dihadapkan pada beberapa pilihan ada yang jalur pendek, panjang dan lengkap. Tergantung pilihan pengunjung, kalau jalur panjang dan lengkap pasti bisa menelusuri semuanya dan waktu yang diperlukan juga lebih lama.
Perjalanan kami menuju Merapi diawali dari Kampung Labasan Resto, pada siang hari. Setelah makan siang di Restoran yang menyajikan makanan khas jawa yang lezat, barulah kami bersiap menuju jeep yang masing-masing berisi 4 orang. Kami memilih rute atau jalur yang pendek dan perjalanan ini memerlukan waktu sekitar 2 jam. Dari Kampung Labasan kami dengan jeep konvoi menuju Dusun Petung, melewati kuburan massal korban letusan gunung Merapi, melihat Kali Opak, berpose di Batu alien, memandangi kali Gendol, singgah di dusun Kaliadem melihat hamparan erupsi Merapi terus pulang menuju daerah Gumuk, terus kembali lagi, berakhir di Kampung Labasan Resto. Dari Yogyakarta menuju Gunung Merapi berjarak sekitar 25 km.
Perjalanan tour ini menurut saya merupakan bentuk renungan dan empati kita terhadap orang-orang yang telah menjadi korban bencana alam yang merupakan takdir dari Allah Yang Maha Perkasa. Betapa tidak, dengan tour ini kita dapat melihat secara langsung jejak rumah penduduk berikut perabotan, ternak dan lainnya yang telah ditinggalkan masyarakat dan sekarang tidak dapat dihuni lagi. Kita juga dapat langsung melihat secara dekat jejak terjangan awan panas dan lahar dingin Merapi terutama desa Umbulharjo, Cangkringan. Di daerah ini, lahar dingin mencapai ketinggian hingga 20 meter kita bisa melihat dan menyentuhnya secara langsung. Kali Opak juga meninggalkan jejak terjangan lahar yang mengerikan. Batu alien juga bukti erupsi yang keluar dari Gunung Merapi. Namun demikian meski mengerikan, disini kami banyak mengambil kesempatan foto bersama, bercanda dan bernarsis ria. Begitulah perilaku kawan-kawan Ambissi yang semuanya telah berusia di atas limapuluh tahun (over seket), tidak berbeda dengan perilaku remaja.
Ketika rombongan Ambissi datang, suasana sekitar Merapi berawan sehingga puncak Gunung Merapi yang tingginya 2.968 meter di atas permukaan laut tidak dapat dinikmati. Meskipun demikian, kami merasa beruntung bisa mengikuti tour Merapi dengan konvoi menggunakan jeep bersama memberikan sensasi tersendiri yang luar biasa. Tidak kalah dengan tour menjelajah padang pasir Dubai yang pernah penulis alami, ketika berkesempatan mengunjungi Emirat Arab November 2013 yang lalu. (Disusun oleh Upik Kesumawati Hadi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor Mei 2014)
TULISAN DALAM PDF: Tour The Lava Merapi Ambissi IPB